top of page
Writer's pictureAfandi Madjid

Sebagai Sebuah Daerah Dengan Ketimpangan Yang Tinggi, Mengapa Angka Kriminalitas di Jogja Rendah ?

Updated: Mar 21, 2019



Saya ingin menyampaikan prespektif dari sudut pandang saya sebagai pendatang di Yogyakarta, yang saat ini sedang menempuh pendidikan di sini.


Jika dikatakan aman, tidak juga. Masih sering ditemui beberapa kasus kriminal di lingkungan saya, seperti pencurian, klitih, bentrokan antar warga,dsb.


Apabila dilihat dengan beragam identitas yang saat ini bermukim di Yogyakarta, bisa dikatakan kota ini cukup aman. Padahal dengan masyarakat yang multikultural dan multikarakter di sini, sangat rentan terjadinya gesekkan yang mungkin dapat berujung menjadi konflik identitas dan kepentingan, tapi sekali lagi itu sangat jarang terjadi.


Hal yang paling penting mengapa Yogyakarta itu adem dan aman adalah karena tuan rumah atau warga aslinya terutama Sultan selaku pimpinan tertinggi di kota ini yang terbuka menerima siapapun, tidak tebang pilih. keramahtamaan masyarakat yang masih memegang teguh budaya welas asih, budaya sopan santun, menghormati sesama, toleransi terhadap perbedaan dan masih memegang teguh tata krama asli keraton yang terus diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, juga menjadi faktor dominan.


Dampaknya, para pendatang dari berbagai macam latar belakang yang bermukim di sini akhirnya lambat laun juga ikut terbawa iklim dan kebiasaan-kebiasaan tersebut, sekalipun awalnya kultur di daerahnya keras dan ceplas-ceplos (maaf tidak merujuk siapapun).


Di sisi lain, ada istilah yang saya ingat selalu dipegang teguh oleh masyarakatnya yaitu cara berpikir “nrimo ing pandum”, yang memiliki arti kurang lebihnya yaitu senantiasa menysukuri rejeki yang diberikan tuhan, baik banyak maupun sedikit.

Filosofi itulah yang membuat masyarakatnya tidak terlalu berambisi untuk mengambil hak orang lain dengan cara-cara yang melanggar norma dan hukum.


Sebab bagi sebagaian besar masyarakatnya sejahtera dan bahagia tidak diukur dengan kekayaan materi saja, tapi dapat hidup layak, damai dan berkecukupan saja sudah merupakan bagian dari makna “kebahagiaan” bagi mereka.



 

Note : artikel ini adalah jawaban saya yang dimuat pada forum pertukaran pengetahuan Qoura indonesia.


6 views0 comments

Comments


bottom of page